Sabtu, 18 Mei 2013

PERBANDINGAN BUDAYA TURKI DAN INDONESIA DARI SEGI MAKANAN, MINUMAN, CARA MAKAN DAN MINUM, DAN PAKAIAN


TUGAS : Perbedaan Budaya Indonesia dengan Turki
Nama : M. Fauzan Ardiansyah
Kelas : 4KA34
NPM : 19112056

TURKI

Minuman  
Tempat mendidihkan teh di Turki selalu dua tempat. Bagian bawah untuk air putih panas, bagian atas yang sudah dicampur dengan teh yang pekat sebagai induknya. Pada saat menuangkan ke gelas, mereka menuangkan induk teh yang pekat itu dulu sesuai selera tamu, lalu dicampur dengan air panas biasa tadi. Jadi ukuran kepekatan teh sangat fleksibel pada masing-masing orang. Semua orang merasa senang karena teh untuk mereka sesuai dengan keinginan. Inilah pesannya, selagi tidak mengorbankan prinsip, kita boleh bahkan dituntut untuk klarifikasi sikap. Lentur dalam bergaul, dan cerdas dalam berhadapan dengan beragam karakter orang. Jika bergaul dengan orang penakut, jangan kau takut-takuti. Jika dia pemarah, jangan buat dia tersulut emosinya. Jika temanmu agak malas, jangan diperintah-perintah. Jika dia orang yang pemalu, jangan melakukan hal yang membuatnya risih. Jika dia begini, kau jangan begitu. Sekali lagi, ini bukan berarti kita tidak punya prinsip. Tapi bagaimana kita bersikap kepada seseorang adalah ukuran kecerdasan sosial seseorang. Kita tetap harus mengingatkannya di saat lupa dan mengatakan tidak untuk hal yang mencelakakannya. Tapi soal cara dan rasa, tiap orang itu beda. Sebab, ada yang suka teh yang kelat pekat, ada yang suka teh yang muda."

Walaupun kebanyakan orang Turki mengamalkan kepercayaan Islam, minuman alkohol dapat dibeli dengan mudah seperti di Eropa. Bagaimanapun, kebanyakan orang Turki menjauhi diri daripada meminum alkohol semasa bulan suci Ramadan. Adanya beberapa jenama lager tempatan (seperti Efes) dan banyak jenis bir antarabangsa yang dikilangkan di Turki (seperti Miller, Beck's dan Tuborg), serta sebilangan besar bir import. Terdapat juga berbagai-bagai wain tempatan seperti Kavaklıdere, dan Angora yang semakin popular dengan perubahan-perubahan keadaan iklim yang memanfaatkan pengilangan wain. Rakı, sejenis minuman alkohol berperisa jintan manis, merupakan minuman keras yang biasa diminum dengan makanan mezze. Minuman-minuman kegemaran yang lain termasuk ayran (sejenis minuman yogurt yang sejuk dan masin), boza, dan jus lobak putih. Şerbet ialah minuman ringan yang diperbuat daripada buah-buahan seperti buah mawar, ceri karnelian, atau akar manis.

Minuman Tidak Beralkohol
Pada sarapan pagi dan sepanjang hari orang Turki minum teh hitam. Teh dibuatkan dengan dua teko di Turki. Teh pahit kuat dibuat di sebelah atas teko dicairkan dengan menambahkan air dari sebelah yang lebih bawah. Ayran (minuman yogurt masin) adalah minuman sejuk yang terumum, yang boleh diminum dengan hampir semua hidangan masakan di Turki. Kefir disediakan dengan bijian kefir dan susu. Şalgam suyu (jus turnip sedang atau panas) adalah satu lagi minuman penting bukan alkohol yang biasanya diminum dengan kebab. Boza adalah minuman musim sejuk tradisional (dihidangkan sejuk dengan kulit kayu manis dan kadang-kdang mengandungi leblebi). Sahlep adalah satu lagi kegemaran pada musim sejuk (dihidangkan panas dengan kulit kayu manis). Sahlep dicedok dari akar-akar orkid liar dan boleh digunakan dalam ais krim Turki juga. Kopi Turki adalah kopi kenalan dunia yang dapat dihidangkan manis atau pahit. Dalam bahasa Turki, ada suatu perpatah yang menegaskan pentingnya dalam kebudayaan Turki secawan kopi ke seseorang: "secawan kopi mempunyai keanggapan 40 tahun". Walaupun orang Arab menggelarkan kopi mereka kopi Turki, ia lain dari segi aroma dan citarasa dari kopi Turki.

Makanan 
 Soal rasa dan penyajian makanan Turki, berbeda dengan lidah orang Indonesia secara umum. Memang di sini mengenal istilah makanan Kebab, tapi ketika anda di Turki, jelas beda dengan apa yang kita lihat di Indonesia. Setiap kali makan pagi, siang ataupun malam, selalu diawali dengan yang namanya Roti Tawar atau Roti Ragi, dan sup. Baik itu sup tomat maupun sup lainnya. Cara makannya adalah mencelupkan roti tersebut ke dalam sup. Dan juga yogurt menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Turki. Setiap rumah tangga pasti menyediakan yogurt sebagai salah satu bumbu terpopuler untuk makanan sehari-hari. Sekarang yogurt lebih sering  dihidangkan bersama buah. Tapi, mereka menyantap yogurt dengan daging dan sayuran.

Cara Makan & Minum 
 Orang Turki memulai makan pasti dengan Soup. Setelah itu baru mereka memakan Salad, Main Course dan Dessert, dan memang begitu lah mereka. Jangan takut meja akan kotor, karena mereka makan sangat rapi. Hanya beberapa orang saja yang meja nya mungkin kotor. 

Bersamaan dengan dessert, orang Turki biasanya akan meminum teh. Dan inilah saatnya para waiter beraksi. Tanpa diminta, para waiter akan menawarkan teh. Karena dengan menawarkan teh, artinya sedikit banyak uang tips akan keluar dari kantong orang-orang Turki. Teh seperti minuman wajib buat orang Turki. Teh yang mereka minum adalah Black Tea tanpa gula. Walau ada satu, dua yang meminta  Green Tea atau kopi. Dan jangan lupa untuk memberi tissue cocktail. Mereka hampir tiap makan meminta tissue cocktail walaupun sebenarnya sudah disediakan napkin.


Pakaian 
 Percampuran budaya ini dapat dilihat pada pakaian tradisional yang didominasi warna turquoise dan merah. Pengaruh Kristen dan Yahudi menghadirkan pemakaian selendang, mantel panjang, atau yeldirme, sejenis mantel bertopi. Sedangkan sebagai penyesuaian terhadap masyarakat Islam, biasanya mereka menutupi rambut mereka rapat-rapat.

Orang-Orang Turki kalau keluar rumah pakai kemeja, hem, atau paling gak pakai kaos berkerah. Terutama yang usianya sudahtua-tua pakaiannya rapi banget. Bayangin aja, pakaian yang biasa dipakai ke kantor oleh mereka tuh dipakai sehari-hari walaupun gak lagi kerja. Yaitu pakainya kemeja, celana dan jas satu stel, yah pakaian kantorlah. Tak cuma orang dewasa, sampai anak-anak juga pada pakai hem.



Hal yang rapi lainnya yang membuat kagum adalah sepatu dan kaos kaki. Di  Turki masuk masjid TIDAK BOLEH TIDAK PAKAI kaos kaki. Sekarang mengenai sepatu. Kalau di Indonesia, berjalan-jalan pakainya sandal. Sepatu biasanya kondisi tertentu, seperti untuk acara formal atau untuk perjalanan jauh. Kalau di Turki, setiap waktu Mau cuma beli makan di warung dekat rumah atau cuma ke masjid apalagi mau ke mall, pakainya sepatu bukan sandal. Di Turki, sandal digunakan untuk di dalam rumah/gedung, terutama untuk masuk toilet. Di Turki susah menemukan toko yang menjual sandal untuk dipakai di jalanan. Beda banget kan sama di Indonesia. 

Yang bikin takjub juga dalam semua sektor pekerjaan, pakaian mereka rapi. Kalau orang kantor rata-rata pakai pakaian kantor dan berdasi, termasuk guru selain pakai dasi juga pakai jas warna putih kayak dokter dan bahkan petugas kebersihan, pelayan minuman, sampai tukang bangunan pun RAPI. Kalau gak pakai dasi, minimal bajunya berkerah dan gak ada pakaian yang kumuh.

SEDANGKAN


INDONESIA

Makanan à Kebiasaan-kebiasaan orang Indonesia yang sering mengacaukan piramida tersebut antara lain sebagai berikut, Nasi segunung protein sedikit, sedikit-dikit sambal, kebanyakan santan, gila-gilaan makan jeroan, dan kurang sayur dan buah.
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.

Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.

Minuman

 Teh, adalah salah satu minuman yang tidak asing di Indonesia. Berbagai daerah memiliki hidangan the yang berbeda-beda. 
Seperti di Yogjakarta, jenis teh yang dihidangkan dan cara meminumnya pun agak berbeda, Nasgitel menggunakan “teh merah” atau “teh hitam” yang dipadu dengan “gula batu” yang sangat manis. Penyajiannya biasanya berupa kotokan (daun teh kering) yang diseduh dengan air mendidih, disajikan dalam gelas plus beberapa butir gula batu yang disajikan terpisah. Setelah seduhan teh dihidangkan, pelanggan biasanya segera memasukkan gula batu kedalamnya. Proses ini sampai dengan wedang teh siap diminum memerlukan waktu sekitar 10 menit, sambil menunggu biasanya pelanggan akan menikmati makanan kecil seperti ketela goreng, pisang goreng, singkong rebus, uli (juadah) dan lain sebagainya. 
Demikian juga mengenai kebiasaan minum teh di tataran Sunda. Dahulu, mereka meminum teh memakai mangkok dari batok kelapa dan tatakan dari bambu sambil menghangatkan badan di dekat perapian. Kebiasaan ini biasa disebut sebagai “nganyeut”.
Sedangkan di wilayah Jawa Timur khususnya Surabaya, walaupun di daerah Lawang-Wonoasri Jatim terdapat berhektar-hektar kebun teh, minuman ini masih dianggap sesuatu yang mewah untuk menyuguhi tamu. Dan sampai saat ini, jika teh disajikan tanpa gula adalah minuman aneh, tidak mengherankan jika teh hijau kemasan yang non sugar di supermarket- supermarket di Surabaya selalu rapi tak tersentuh.

Pakaian 
 Bila kita mengamati masuknya budaya barat ke Indonesia dijaman modern ini memang dari aspek manapun budaya barat dapat kita lihat entah itu melalui televisi, media cetak, bahkan yang paling luas yaitu melalui internet. Budaya barat yang masuk ke Indonesia cenderung tidak bisa kita atasi dari sisi positif maupun negatif, karena kita memang harus menerima agar Indonesia tidak ketinggalan jaman tapi hal ini tidak seharusnya meninggalan budaya yang menjadi tradisi kita yang menjadi identitas kita sebagai negara Indonesia. 
Kebudayaan asing ke Indonesia dalam segi pakaian yang pada zaman dahulu setiap harinya memakai pakaian adat kemana saja karena sifat nasionalismenya tersebut yang membuatnya susah dalam menjalani aktivitas sehari – hari, namun sesuai perkembangan zaman atau setelah masuknya kebudayaan asing membuat perubahan gaya pakaian yang tadinya berpakaian adat menjadi memakai kemeja atau kaos untuk beraktivitas dan wanita yang tadinya berpakaian rapi.







Selasa, 07 Mei 2013

TUGAS SOFTSKILL_PERTENGKARAN IBU DAN ANAK


Nama : Muhamad Fauzan Ardiansyah
NPM : 19112056
Kelas : 4KA34

Ibunda: Arumi Bachsin Kabur karena Miller


http://b.okezone.com/delivery/lg.php?bannerid=1107&campaignid=492&zoneid=1534&loc=1&referer=http%3A%2F%2Fcelebrity.okezone.com%2Fread%2F2010%2F05%2F14%2F33%2F332579%2Fibunda-arumi-bachsin-kabur-karena-miller&cb=d92f67e907
JAKARTA - Arumi Bachsin kabur dari rumah. Diduga kuat penyebabnya karena tak sepaham dengan ibunda, Maria Lilian Pesch. Namun, Maria membantah. Dia menuding putrinya kabur karena Miller.

"Arumi sekarang sudah berubah sejak main sinetron sama miller. Arumi berubah sejak sama Miller," kata Maria yang dihubungi, Jumat (14/5/2010).

Masih kata Maria, sejak Arumi kabur dari rumah, orang pertama yang dihubungi Arumi adalah Miller. "Sejak kabur dari rumah, yang pertama kali dihubungi Miller bukan mamanya. Pokoknya, Miller yang jadi otak di belakang semua ini," tuding Maria.

Maria terdengar berapi-api menuduh aktor Malaysia itu sebagai oknum penyebab Arumi kabur. Dia malah meminta wartawan mengecek langsung ke pihak Sinemart, selaku rumah produksi yang memproduksi sinetron Dia Bukan Anakku.

Sejak awal tahun ini, Arumi dan Miller digosipkan pacaran backstreet. Benih-benih cinta mulai bersemi di antara mereka sejak dipertemukan di sinetron Dia Bukan Anakku. Bahkan, Arumi memuji Miller sebagai sosok yang baik, perhatian, dan cool.

"Dia sering main ke rumah dan sudah kenal sama Mama. Tapi aku enggak backstreet sama siapa-siapa. Aku mungkin sedang berteman dekat saja," ujar Arumi di lokasi syuting Sinemart, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis, 25 Maret 2010.



KOMENTAR

Permasalahan arumi dengan ibu adalah permasalahan yang sharusnya bisa diselesaikan baik-baik tanpa ada pihak-pihak lain yang terlibat didalamnya yang membuat konflik tersebut menjadi lebih rumit.
Sekalipun ada pihak lain yang terlibat seharusnya pihak tersebut bisa sebagai mediasi yang mampu memberikan solusi agar suasana menjadi lebih dingin, bukan dengan mengexpose permasalahan ini ke public sehingga membuat permasalah ini menjadi tambah rumit dan banyak orang yang berkomentar sehingga Arumi menjadi terpojokan.
Lakukan pendekatan yang baik tanpa emosi untuk menyelesaikan masalah ini. Antara Arumi dan ibunya harus bisa saling memahami keinginan masing-masing agar perselisihan tidak berlarut – larut atau bahkan terulang kembali.


SOLUSI


1.      Perlu ada keterbukaan dari ibu dan Anak dalam hal apapun termasuk urusan berteman dengan lawan jenis / pacaran. Karena tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahfahaman persepsi yang menimbulkan perselisihan. Dengan keterbukaan masing” bisa saling memahami sehingga perselisihan terhindar.
2.      Orang tua harus lebih memahami setiap fase perkembangan anak, dalam kasus Arumi yang memasuki Usia Remaja yang dimana seseorang akan lebih mengedepankan Ego yang dia anggap paling benar. Jika org tua sudah memahami org tua bisa lebih mudah melakukan pendekatan dengan anak utk menyampaikan pendapat mereka dengan Baik.
3.      Jangan terlalu memaksakan kehendak kepada anak shingga anak merasa tidak mempunyai kebebasan untuk melakukan apapun. Org tua cukup mendapingi agar anak tidak melakukan hal-hal negative sprti pda kasus arumi yang lari dari Rumah.
4.      Bagi si anak sebaiknya lebih mau mendengarkan apa yang dikatakan orang tua karena bagaimanapun org tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
5.      Menjaga komunikasi yang baik antara ibu dan anak serta anggota keluarga yang lain.


Rabu, 13 Maret 2013

ILMU BUDAYA DASAR


1.      Jelaskan pengertian, tujuan dan ruang lingkup dari IBD ?
PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat membcrikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
           Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).
           Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe­ngetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari ber­bagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
          Sebagaimana dikemukakan di atas, penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pe­ngetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikem-bftngkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia dan kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitar­nya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
           Dan bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini, mahasiswa harus mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali dapat membuatnya masa bodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga, mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak langsung Budaya Dasar akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Berpijak dari hal di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bidag menjangkau tujuan tersebut di atas, diharapkan Ilmu Budaya Dasar dapat:
a.Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
b.Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tcntang masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis mercka tcrhadap persoalan-persoalan yang mcnyangkut kedua hal tcrscbut.
c.Mcngusahakan agar mahasiswa sebagai caion pcmimpin bangsa dan ncgara, serta ahli dalatn bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini tcrjadi karcna ruang lingkup pendidikan kita amat dan condong mem-buat manusia spcsialis yang berpandangan kurang luas. Matakuliah ini berusaha menambah kcmampuan mahasiswa untuk menanggapi nilai-nilai dan masalah dalam masyarakat lingkungan mereka khususnya dan masalah seria nilai-nilai umumnya tanpa terlalu terikat oleh disiplin mereka.
d.Mcngusahakan wahana komunikasi para akademisi, agar mercka lebih mampu bcrdialog satu sama lain. Dengan mcmiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan dapat lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini selanjutnya akan lebih memperlancar pclaksanaan pembangunan dalam bcrbagai bidang keahlian. Mcskipun spcsialisasi sangat penting, spcsialisasi yang terlalu sempit akan membuat dunia scorang mahasiswa/sarjana menjadi tcrlalu sempit. Masyarakat yang pcrcaya pada pentingnya modcrnisasi tidak akan dapat memanfaat-kan sccara penuh sarjana-sarjana demikian, scbab proses modcrnisasi mcmerlukan orang yang bcrpandangan luas.
 Secara umum tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan keperibadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas. Jika diperinci, maka tujuan pengajaran llmu Budaya Dasar itu adalah:

1. Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
2. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
3. Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
4. Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
5. Memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.
6. Menimbulkan minat untuk mendalaminya.
7. Mendukung dan mcngcmbangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
8. Tidak terjerumus kepada sifat kedaarahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
9. Menambahkan kemampuan mahasiswa untuk mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.
10. Mempunyai kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan kebudayaan.
11. Terjalin interaksi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan komunikatif.
12. Menjembatani para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah kemanusiaan dan budaya.
13. Memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh berbagai cendekiawan.
14. Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
15. Agar mampu memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma pendidikan.
Dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut diatas, dua masalah pokok biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua masalah pokok tersebut ialah :
a. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pe­ngetahuan budaya (The Humanities), baik dari segi masing-masing keah­lian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.

b. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman.
Perubahan Kebudayaan
2. Jelaskan pengertian kebudayaan,unsur” kebudayaan, wujud kebudayaan, orientasi nilai budaya dan perubahan kebudayaan ?
Pengertian Kebudayaan,, adat istihadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Misalnya: dari alat-alat yang paling sederhana seperti asesoris perhiasan tangan, leher dan telinga, alat rumah tangga, pakaian, system computer, non materil adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan / keyakinan serta bahasa.
Para kebudayaan sering mengartikan norma sebagai tingkah laku rata-rata, tingkah laku khusus atau yang selalu dilakukan berulang – ulang. Kehidupan manusia sellau ditandai oleh norma sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku manusia yang berkaitan dengan kebaikan bertingkah lak, tingkah laku rata-rata atau tingkah laku yang diabstaksikan. Oleh karena itu dalam setiap kebudayaan dikenal norma-norma yang ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau norma rata-rata. Norma ideal sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia, dan ide tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagian besar perilaku sosial termasuk perlaku komunikasi manusia.
Nilai adalah konsep-konsep abstrak yang dimiliki oleh setiap individu tentang apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, patut atau tidak patut.
Unsur penting kebudayaan berikutnya adalah kepercayaan / keyakinan yang merupakan konsep manusia tentang segala sesuatu di sekelilingnya. Jadi kepercayaan / keyakinan itu menyangkut gagasan manusa tentang individu, orang lain, serta semua aspek yang berkaitan dengan biologi, fisik, sosial, dan dunia supernatural. Unsure penting kebudayaan adalah bahasa, yakni system kodifikasi kode dan symbol baik verbal maupun non verbal, demi keperluan komunikasi manusia.
Definisi kebudayaan di atas seolah bergerak dari suatu kontinum nilai kepercayaan kepada perasaan dan perilaku tertentu. Perilaku tertentu. Perilaku tersebut merupakan model perilaku yang diakui dan diterima oleh pendukung kebudayaan sehingga perilaku itu mewakili norma-norma budaya.

Kebudayaan dalam Pandangan Sosiologi
Bagaimana para sosiolog mendefinisikan kebudayaan Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari interaksi sosial antar manusia dalam masyaralat mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :
1. Keseluruhan (total) atau pengorganisasian way of life termasuk nilai-nilai, norma-norma, institusi, dan artifak yang dialihkan dari satu generasi kepada generasi berikutnya melalui proses belajar (Dictionary of Modern Sociology).
2. Francis Merill mengatakan bahwa kebudayaan adalah :
• Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial
• Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
3. Bounded et.al (1989), kebudayaan. adalah sesuatu yang terbentuk oleh Pengembangan dah transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya symbol bahasa sebagai rangkaian simbol. yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang diharapkan dapat ditemukan di dalam media, pernerintahan, institusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
4. Mitchell (ed) dalam Dictionary of Soriblogy mengemukakan, kebudayaan adalah sebagian dari perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia (dan produk yang dihasilkan manusia) yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara genetikal.

Kebudayaan Dalam Pandangan Antropologi

Bagaimana seorang antropolog mendefinisikan kebudayaan?
1. Berdasarkan. Eri cyclopedia of Sociology, kebudayaan menurut Para antropolog diperkenalkan Pada abad 19. Gagasan ini Pertama. kali muncul di zaman renaisans untuk menggarnbarkan adat istiadat, kepercayaan, bentuk-bentuk sosial, dan bahasa-bahasa Eropa. di masa. silam yang berbeda dengan masa kini. Periode kedua dari kebudayaan terjadi tatkala konsep ini mulai mendapat pengakuan bahwa kini manusia itu berbeda-beda berdasarkan wilayah diatas muka bumi, variasi itu diperkuat oleh bahasa yang mereka gunakan, ritual yang mereka praktekan serta berdasarkan jenis-jenis masyarakat di mana mereka tinggal.
2. Malinowski mengatakart bahwa kebudayaan merupakan kesatuan dari dua aspek fundamental, kesatuan pengorganisasian yaitu tubuh artifak dan sistem adat istiadat.
3. Kebudayaan adalah perilaku yang dipelajari, seorang tidak dapat dilahirkan dengan tanpa kebudayaan, kebudayaan itu bersifat universal, setiap manusia memiliki kebudayaan yang dia peroleh melalui usaha sekurang-kurangnya melalui belajar secara biologis.

Kebudayaan merupakan “jumlah” dari seluruh sikap, adapt istiadat, dan kepercayaan yang membedakan sekelompok orang dengan kelompok lain, kebudayaan ditransmisikan melalui bahasa, objek material, ritual, institusi (milsanya sekolah), dan kesenian, dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. (Dictionary of Cultural Literacy).

Beberapa Konsep Yang Berkaitan Dengan Kebudayaan

Untuk memahami kebudayaan secara keselurahan maka ada baiknya saya mengemukakan beberapa konsep yang berkaitan dengan kebudayaan, beberapa diantaranya selalu digunakan secara bergantian dalam membahas komunikasi antar budaya.
• Budaya Dominan
• Common culture
• Sub kultur
• Cultural lag
• Culture shock
• Kebudayaan tradisional
• Multikultural

Unsur-unsur kebudayaan
 Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon ada 7
1. Sistem religius (homo religius)
Merupakan produk manusia sebagai homo religius.
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)
Merupakan prodak manusia sebagai homo socius.
Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan (homo safiens)
Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
Ilmu Budaya Dasar Halaman 4 dari 8
5. Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber)
Merupakan produk manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya .
6. Sistem bahasa (homo longuens)
Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.
 Wujud Kebudayaan
Prof. Dr. Koentjoroningrat menguaikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:
  1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari  ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
  3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau cultural, yang dalam bahasa  Indonesia disebut adat istiadat.
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem, yaitu mengenai tindakan berpola  manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik  karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan  manusia baik gagasan, tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang makin menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.
Adapun unsur kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap kebudayaan di dunia ini, ialah:
  1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari misalnya; pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.
  2. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonom. Misalnya; pertanian perternakan, sistem produksi
  3. Sistem kemasyarakatan, misalnya kekerabatan, sistem perkawinan, sistem warisan
  4. Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis
  5. Ilmu pengetahuan
  6. Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak
  7. Sistem religi.
Masing-masing unsur kebudayaan universal ini pasti  menjelma dalam ketiga wujud budaya tersebut di atas, yaitu wujud sistem budaya, sistem sosial, dan unsur  budaya fisik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat. Dari hidup bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan. Hanya saja karena manusia yang hidup bermasyarakat itu terpencar-pencar di segala penjuru dunia, maka kebudayaan yang ditimbulkan juga bermacam-macam pula.
Misalnya; semua bangsa menginginkan pakaian, rumah dan makanan. Tetapi pakaian, rumah dan makanan yang diinginkannya itu bagaimana bentuknya, masing-masing bangsa berbeda-beda.
Contoh; pakaian nasional bangsa Eropa berbeda dengan pakaian bangsa Arab, dan berbeda pula dengan bentuk pakaian bangsa Indonesia. Begitu pula bentuk rumah dan jenis makanan.
Apakah yang mempengaruhi perbedaan itu?
Dengan kata lain: faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan itu?
Jelas ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
(+) Faktor alam (lingkungan geografis)
Yang dimaksud faktor alam atau lingkungan geografis adalah faktor letak tata bumi, termasuk iklim, alam fisis seperti kayu, batu dan sebagainya. Faktor alam ini umumnya mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan suatu kebudayaan. Pengaruh Islam ini tidak saja nampak pada kebudayaan kebendaan, tetapi juga pada kebudayaan kerohanian.
Misalnya;
  1. Bangsa-bangsa di daerah sekitar kutub utara, berhubungan keadaan alamnya, mereka makan lemak, atau beruang es. Pakaian mereka dibuat dari kulit binatang dan tebal-tebal. Rumah-rumah dibentuk dari es. Demikian pula kepercayaan, perkawinan, kehidupan keluarga, semuanya disesuaiakn dengan alam sekelilingnya.
  2. Sedang bangsa-bangsa di daerah tropic, mereka makan daging, sayur-sayuran dan hasil bumi. Alat-alat dibuat dari batu, kayu, besi dan lain-lain. Pakaian mereka tipis. Rumah-rumah mereka dibuat dari kayu, bambu besi, batu dan lain-lain. Demikian pula kehidupan keluarga, kepercayaan, perkawinan, upacara-upacara
Jelaslah kiranya, bahwa makan, pakaian dan hasil-hasil bumi lainnya yang terdapat pada bangsa-bangsa di daerah kutub berlainan sekali dengan di daerah tropic, dan juga dipadang pasir, dan seterusnya. Kepandaian membuat rumah dari kayu tentu terdapat pada daerah yang banyak kayu. Kepandaian berburu terdapat pada daerah yang banyak binatangnya. Begitu seterusnya.

ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variations in Value Orientation sistem nilai udaya secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu :
- Hakekat Hidup Manusia hakekat, Hidup setiap kebudayaan berbeda secara exstern. Seperti bcrusaha memadamkan hidup,menganggap kelakuan hidup tertentu sebagai suatu hal yang baik.
-Hakekat karya Manusia, Kebudayaan hakekatnya berbeda-beda ada yang bertujuan u-ntuk hidup,dan lain sebagainya.
-Hakekat waktu Manusia, Hakekat waktu setiap budaya berbeda,ada yang mementingkan orientasi masa lampau dan mementingkan orientasi masa kini.
-Hakekat Alam Manusia, Manusia memiliki anggapan yang berbeda,ada yang beranggapan kebudayaan harus mengeksploitasi alam dan ada pula yang beranggap manusia harus harmonis dengan alam.
-Hakekat Hubungan Manusia, Mementingkan hubungan antar sesamanya dan orientasi pada tokoh,yang berpandanga individualis ditinggalkan saja.




Faktor – faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya sesuatu unsur kebudayaan baru atau asing dalam suatu masyarakat yang biasanya cukup berperan adalah:
1. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar.
2. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.
4. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
5. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.
Dari beberapa pokok pembicaraan yang dikemukakan di atas berkenaan dengan penerimaan unsur-unsur baru, dapat dikatakan bahwa inovasi bisa terdapat karena: 1) inovasi tersebut bertentangan dengan pola-pola kebudayaan yang sudah ada; 2) kalau inovasi tersebut akan mengakibatkan perubahan pola-pola kebudayaan dan struktur sosial yang sudah ada dan menggantikannya dengan yang baru; 3) kalau inovasi tersebut bersifat mendasar berkenaan dengan pandangan hidup atau nilai yang ada dalam masyarakat bersangkutan: misalnya “free lover” untuk masyarakat Indonesia akan ditentang kalau harus diterima sebagai suatu cara hidup;
4) disamping itu bila inovasi itu dianggap terlalu mahal biayanya juga akan terhambat dalam penciptaannya maupun dalam penyebaran atau difusinya, terkecuali kalau oleh kelompok yang digolongkan sebagai “vested interests” inovasi tersebut dianggap menguntungkan maka inovasi akan diterima.
Penerimaan atas unsur baru atau inovasi dapat mengakibatkan terwujudnya berbagai kekacauan sosial yang merupakan perwujudan- perwujudan dari proses perubahan sosial, sebelum inovasi tersebut diterima dengan mantap dan menjadi baku dalam tata kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kekacauan sosial tersebut biasanya dinamakan sebagai disorganisasi sosial (social disorganization). Dalam keadaan kekacauan sosial ini, aturan-aturan atau norma-norma lama sudah tidak berlaku lagi atau sebagian-sebagian masih berlaku sedangkan aturan-aturan atau norma-norma lama tersebut dalam mengatur kehidupan sosial warga masyarakat. Sehingga dalam tahap ini terdapat semacam kebingungan atau kekacauan dalam berbagai bidang kehidupan sosial.
Bila unsur-unsur baru telah mantap diterima dan norma-norma atau aturan-aturan baru telah mantap menjadi pegangan dalam berbagai kegiatan sosial, maka dapatlah dikatakan bahwa masyarakat tersebut telah mencapai tingkat tertib sosial lagi. Tidak selamanya suatu penerimaan inovasi menimbulkan kekacauan sosial. Kekacauan sosial terwujud bila inovasi tersebut menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang mendasar pada pranata-pranata yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a . Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
 3. Jelaskan kaitan manusia dan kebudayaan ?
Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur manusia agar sesuai dengannya.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai diaektis, maksudnya saling terikat satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu:
a. Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
b. Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realisasi obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
c. Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.